Penulisan Gelar Akademik yang Baik dan Benar seuai EYD
9 Oktober 2014
2 Komentar
Langsung saja, karena udah pagi,, hhehe, mau berangkat kerja :)
tulisan ini saya ambil dari http://hasbullahjaini79.wordpress.com/2014/01/26/cara-penulisan-gelar-akademik-yang-baik-dan-benar/
tulisan ini saya ambil dari http://hasbullahjaini79.wordpress.com/2014/01/26/cara-penulisan-gelar-akademik-yang-baik-dan-benar/
Penulis : Dr. Warsiman, M.Pd.
Kendati hanya persoalan kecil, tetapi
kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan
gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak
segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.
Berdasarkan aturan kebahasaan,
penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan
adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik
dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk
lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang
disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secaraintens disinggung,
bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian,
masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik
penulisan gelar yang benar.
Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika dianalisis kata per kata,
penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal,
penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.),
dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata
sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik,
merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar,
tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda
titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai
bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan
kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami
proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai
bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana
hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga
contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa
menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian
kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta
masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian,
penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar
dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri
dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun
sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika
kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan
jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri
sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf “D” dan “R”
merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar
adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf
“D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf
kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga
memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma.
Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program
diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional
tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam
negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional
untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti
oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional
untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang
bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak
mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya,
sehingga banyak diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan
demikian pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka,
maka banyak diantara mereka salah menebak maksud serta cara
penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan
sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang
gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar
dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar,
kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata
per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.].
Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan
huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan
huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata
dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy); => Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education); => Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science); => Sigit Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology); => Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); => Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health); => Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science); => Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); => Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). => Sigit Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda
yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga
perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini
kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan
gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang
kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait
dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah
setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian
diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar,
lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan
seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh
penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar
lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang
gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh
penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang
gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama
penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap
ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut
terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu
kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang
posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd. HADI MULYA, S.PD. HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag. HADI MULYA, S.AG. HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt. HADI MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang
tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk
kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya
dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan
gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis
menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah.
Alhamdulillah saya dapat ilmu baru dari sini.
BalasHapusTerima kasih infonya
Saya juga mau bertanya,
Di dalam suatu SK, penulisan "UUD" yang baik di awal kalimat itu bagaimana?
Dalam bacaan yang saya lihat, untuk penulisan UUD huruf kapital "Undang-Undang" jika dia merupakan judul pokok suatu bahasan, namun jika dia hanya sebagai daftar pustaka atau dasar pelengkap ditulis "Undang-undang" dan jika di tengah kalimat "undang-undang" hal ini sedikit membingungkan saya.
Apakah 1. Undang-Undang 2. Undang-undang 3. Undang Undang atau 4. undang undang !?
Jika berkenan membalas coment saya, bisa di emailkan ke sini sherly.ilil@yahoo.com
kalau saya tinggal mencontoh sk keluaran terbaru dari mentri ataupun presiden, tentunya itu yang bisa dijadikan rujukkan, menurut saya menggunakan "Undang-Undang" merujuk pada Kepmen yang ada pada postingan diatas, dan saya juga melihat pada SK juknis BOS Tahun 2015.
Hapussaya pilih nomor 1. :) terima kasih atas kunjunganya,,,